Penyalur BBM Bersubsidi Di Dabo Singkep, Terkesan Menghilangkan Hak Konsumen Yang Lain
Lingga Kepri, Terhembus isu bahwa, sering kali Perwakilan Konsumen Pengguna BBM bersubsidi didaerah Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau mengeluh dan kesal terhadap kinerja dari pihak Penyalur (SPBU Kompak) yang beralamat di Kota Dabo, Kecamatan Singkep, Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan tersebut, karena kuota BBM bersubsidi milik mereka sering tidak bisa diambil dari pihak Penyalur, karena menurut pihak Penyalur bahwa, BBM bersubsidi milik masyarakat nelayan itu sudah habis, tentu saja kejadian ini perlu dipertanyakan, sementara para perwakilan Konsumen Pengguna itu sudah mengantongi rekomendasi dari Dinas Perikanan dan Kelautan setempat, dan tentu saja setiap rekomendasi yang diterbitkan oleh dinas terkait, berdasarkan jumlah kuota BBM Bersubsidi yang tersedia.
Dari sekian orang Perwakilan Konsumen Pengguna yang sering terdengar mengeluh tersebut, sempat juga kami ngobrol dengan salah seorang dari mereka, yang notabenenya Beliau selaku Perwakilan Konsumen Pengguna BBM bersubsidi jenis solar untuk Nelayan yang berada dipulau Singkep, Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau.
Kepada media ini, sumber mengeluhkan kinerja SPBU Kompak Dabo Singkep yang bertindak sebagai pihak Penyalur untuk BBM Bersubsidi tersebut.
Sumber yang tidak kami sebutkan namanya ini (red), sangat menyesalkan atas sikap dan tindakan pihak Penyalur (SPBU Kompak Dabo Singkep) yang sudah menghilangkan jatah BBM Bersubsidi milik nelayan yang dikuasakan kepadanya sebagai Perwakilan Konsumen Penerima.
Dijelaskan oleh Sumber yang juga sebagai Perwakilan Konsumen Pengguna "Kuaota BBM Bersubsidi yang dikuasakan kepada saya selaku Perwakilan Konsumen Pengguna untuk bulan Juni 2024, sebanyak 11 ton, dan jumlah tonase ini sesuai surat rekomendasi yang diterbitkan oleh Cabang Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kepulauan Riau, dan besaran jumlah tonase yang diberikan kepada kami sejogyanya sesuai kuota dan tidak akan meleset, karena pihak Dinas terkait mengeluarkan rekomendasi sesuai jumlah kuota BBM Bersubsidi yang ada ditangan Penyalur, tapi anehnya disaat saya mau mengambil jatah BBM bersubsidi yang dikuasakan kepada saya itu, dijelaskan pihak Penyalur, dalam hal ini pihak SPBU Kompak Dabo Singkep mengatakan bahwa, minyak jatah nelayan yang dikuasakan kepada saya itu sudah habis, tentu saja saya jadi bingung"
Lanjut sumber lagi "Yang lebih lucu lagi, jatah BBM Bersubsidi yang dikuasakan kepada saya untuk bulan Juni 2024 itu, disuruh ambilnya pada bulan Juli 2024, jelas hal ini saja sudah terkesan tidak baik, namun okelah, saya berpikir tidak jadi masalah soal jadwal pengambilan tersebut, yang penting minyaknya ada"
"Atas peristiwa hilangnya 7 ton minyak jatah nelayan kampung kami tersebut, akan saya jelaskan kronologisnya, pada tanggal 19 Juli 2024, saya ambil dulu minyak solar nelayan itu sebanyak 4 ton, karena keterbatasan alat dan jarak tempuh yang lumayan jauh, menggunakan alat transportasi darat dan laut, ditambah lagi kondisi laut dimusim sekarang ini terkadang gelombang agak tinggi, jadi kami mengangkut BBM tersebut sedikit-sedikit, istilahnya diguyurlah, lalu untuk pengambilan yang berikutnya, maka pada tanggal 24 Juli 2024, saya ingin mengambil lagi sisanya yang 7 ton dari kuota 11 ton milik kami itu, eeeee tau-tau saya tidak bisa mengambil minyak tersebut, kata pihak SPBU Kompak itu bahwa, minyak nelayan milik masyarakat kami itu sudah habis, tidak tersedia lagi, yang menjelaskan minyak kami itu sudah habis yaitu saudara (S) selaku Petugas di SPBU Kompak yang berada di Kota Dabo Singkep itu"
"Tentu saja peristiwa itu sudah mempersulit posisi saya, yang lebih parahnya lagi, saya dapat kecaman keras dari nelayan dikampung saya, mereka sulit percaya dan sulit menerima kondisi yang katanya minyak bersubsidi milik mereka itu habis, dan keraguan mereka bisa diterima, saya tidak menyalahkan mereka, dan wajar mereka marah, karena minyak solar itu sebagai sumber utama untuk mereka sebagai nelayan dalam bekerja mencari Rizki keluarga, jelas dengan tidak adanya BBM bersubsidi milik mereka itu, akan memperparah sumber ekonomi mereka, lalu siapa yang harus disalahkan? yang jelas saya tetap menyesalkan kinerja SPBU Kompak itu, dan saya tetap menyalahkan mereka selaku pihak Penyalur, pihak SPBU Kompak Dabo Singkep itu harus bertanggung jawab, kenapa minyak bersubsidi milik nelayan kampung kami itu bisa habis, dan dikemanakan oleh pihak Penyalur?, mereka harus menjelaskan, tidak bisa hanya cukup mengatakan minyak sudah habis, sementara itu semua merupakan tanggung jawab mereka, mereka harus menyalurkan BBM Bersubsidi itu sampai ketangan masyarakat nelayan selaku pengguna"
"Terus terang, atas kejadian ini, saya langsung menghubungi pihak Dinas terkait yang menerbitkan rekomendasi atas BBM Bersubsidi milik nelayan kampung kami itu, dan pihak dinas terkait juga kaget dan heran, bagaimana mungkin minyak nelayan itu bisa habis, sedangkan kuota BBM Bersubsidi yang kami terbitkan rekomendasinya itu tersebut sesuai kuota yang ada, demikian dijelaskan pihak dinas kepada saya"
"Yang jelas, saya bingung menjelaskan kepada masyarakat nelayan kampung kami itu, saya mau ngomong gimana lagi?, saya bilang minyaknya sudah habis di SPBU Kompak di Dabo Singkep itu, mereka malah terkesan tidak percaya, dan kesannya seakan-akan asumsi mereka, minyak mereka itu sudah saya jual kelain pihak, ini menyulitkan saya, untuk kejadian ini, saya tidak akan terima begitu saja, saya akan mintak penjelasan yang konkrit dari pihak Penyalur"
"Atas kejadian ini, saya mengadukan hal ini kepihak Dinas Kelautan dan Perikanan terkait, dan kepada saya, pihak dinas menjelaskan bahwa, penerbitan surat rekomendasi pengambilan kuota minyak nelayan yang dikuasakan kepada seluruh perwakilan Konsumen Pengguna di Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau ini, itu sesuai jumlah kuota yang ada pada setiap pihak Penyalur yang ditunjuk, dan pendapat pihak dinas terkait, ungkapan penyalur yang mengatakan minyak habis, jelas dipertanyakan, dan ungkapan itu sangat aneh dan jelas ungkapan itu juga tidak bisa dibenarkan, sebab pihak dinas membuat rekomendasi itu sesuai kuota minyak yang ada pada Penyalur" demikian dijelaskan oleh sumber selaku Perwakilan Konsumen Pengguna, Jumat (2/7/24)
Atas kejadian ini, kami sudah beberapa kali mengirim pesan WhatsApp dan bahkan kami juga sempat menelpon saudari Gea selaku pihak Penyalur di SPBU Kompak Dabo Singkep tersebut, namun chat WA dan telpon kami tidak dijawab dan tidak diangkat.
Hingga berita ini kami naikkan, kami belum berhasil melakukan konfirmasi kepihak Penyalur, dalam hal ini pihak SPBU Kompak Dabo Singkep. (Edi)
Sumber Berita : Suryadi
Komentar Anda :